Lombok Barat, NTB – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) resmi memperkuat barisan pemadam kebakaran dengan menambah dua unit armada pemadam kebakaran (Damkar) baru. Langkah ini diambil sebagai komitmen pimpinan daerah untuk meningkatkan response time (waktu tanggap) dalam menangani bencana kebakaran maupun aksi penyelamatan di seluruh wilayah Lombok Barat, Rabu 17 Desember 2025.
Bupati LAZ menekankan bahwa penambahan Unit Pelaksana Teknis (UPT) bukanlah satu-satunya solusi untuk mempercepat penanganan bencana. Menurutnya, kelengkapan alat dan pola kerja yang responsif jauh lebih krusial.
“Menambah UPT terus belum tentu cepat menyelesaikan masalah. Saya lebih memilih pendekatan melengkapi perlengkapannya dan memastikan tim responsif,” ujar Bupati dalam wawancara bersama Media
Bupati merencanakan sistem “posko nempel” di kantor camat untuk memangkas jarak tempuh armada ke lokasi kejadian. Strategi ini juga melibatkan optimalisasi personel kecamatan.
“Personel ahli kita tempatkan di posko kantor camat. Jika terjadi insiden, mereka bisa dibantu oleh personel dari kecamatan. Ini lebih efisien daripada setiap UPT diisi 30 orang tapi beban kerjanya tidak jelas setiap hari,” tambahnya.
Terkait kesejahteraan, Bupati LAZ tengah merumuskan kebijakan berbasis beban kerja. “Filosofinya, mereka yang punya risiko dan beban kerja mahal harus mendapatkan hasil (insentif) yang lebih. Ini sedang kami rumuskan untuk menghargai dedikasi anggota di lapangan.”tuturnya
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Lombok Barat H. Suherman, S.I.P., menyambut baik tambahan armada ini dengan penuh syukur. Ia mengungkapkan bahwa pengadaan mobil baru ini sudah dinantikan selama lebih dari satu dekade.
“Ini harapan kami selama lebih dari 10 tahun. Teman-teman sangat antusias dan bangga mendapat perhatian dari pimpinan. Semangat ini muncul spontan karena kami akhirnya memiliki alat yang mumpuni,” kata Kadis Damkar.
Dengan tambahan dua unit senilai Rp3,2 miliar (Rp1,6 miliar per unit) ini, total armada Damkar Lobar kini berjumlah 7 unit. Secara rasio jumlah penduduk (700 ribu jiwa), jumlah ini dianggap mencukupi (1 armada per 100 ribu penduduk). Namun, dari sisi cakupan wilayah yang memiliki 10 kecamatan, idealnya masih dibutuhkan minimal tiga armada tambahan agar setiap kecamatan memiliki satu unit siaga.
Mobil pemadam baru ini memiliki spesifikasi modern, yakni mampu menyemprotkan air sambil tetap berjalan dengan jangkauan semprotan mencapai 4 meter ke atas. Keunggulan ini diharapkan mampu mempercepat pemadaman di area yang sulit dijangkau.
Selain armada pemadam, Dinas Damkar juga mendapat tambahan satu unit mobil rescue. “Selama ini kami bekerja hanya berdasarkan semangat, tapi sekarang kami sudah punya mobil rescue sendiri untuk menunjang tugas penyelamatan,” imbuhnya.
Menghadapi momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), Damkar Lobar telah menyiagakan personel di berbagai posko strategis bekerja sama dengan TNI, Polri, BPBD, dan Dinas Perhubungan. Armada baru tersebut dipastikan akan langsung dioperasikan untuk menjaga keamanan warga selama perayaan pergantian tahun.

Berdasarkan data refleksi tahun 2025, Dinas Damkar Lobar mencatat tren unik di mana kasus penyelamatan (rescue) lebih mendominasi dibandingkan kebakaran.
Kasus Kebakaran: 76 Kejadian.
Aksi Penyelamatan: 168 Kasus (didominasi penanganan hewan melata seperti ular dan biawak).
Kadis Damkar juga menceritakan pengalaman timnya yang sempat “di-prank” oleh laporan warga. “Ada laporan masuk kebakaran, ternyata orang sedang membakar aspal untuk perbaikan jalan. Tapi kami tidak berani ambil risiko, setiap laporan harus segera ditindaklanjuti karena ini menyangkut keselamatan nyawa,” pungkasnya.












