Lombok Barat, NTB – Sekolah Rakyat Dasar (SRD) 4 Lombok Barat secara resmi dibuka dalam acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Pembekalan Kelompok Guru (PKG) di Gunung Sari. Acara yang mengusung tema “Cerdas Bersama Tumbuh Setara” ini menjadi salah satu dari 165 titik sekolah rakyat yang dibuka secara serentak di seluruh Indonesia, Senin 29 September 2025.
Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, H.K.L. Winengan, menyatakan bahwa pembukaan SRD di daerahnya ini adalah hasil perjuangan keras Bupati Lombok Barat. “Bupati kami dua kali berkunjung ke Menteri Sosial untuk memastikan dua titik sekolah rakyat ini bisa terealisasi di Lombok Barat,” ungkap Winengan.
Dari tujuh titik yang dialokasikan untuk Bali dan Nusa Tenggara, lima titik berada di NTB, dan dua di antaranya berlokasi di Lombok Barat
Winengan menambahkan, lahan seluas 8,4 hektare telah disiapkan untuk pembangunan gedung permanen SRD yang rencananya akan dimulai pada Oktober-November. Lahan tersebut akan dijadikan kompleks sekolah dengan fasilitas bertaraf internasional, termasuk lapangan yang bisa dimanfaatkan oleh pemuda setempat.
“Anak-anak tidak perlu khawatir. Tempat tidur, tempat mandi, dan makan terjamin. Bahkan mereka akan mendapat makan tiga kali sehari dan camilan dua kali,” paparnya.
Winengan juga mengapresiasi kolaborasi yang terjalin dengan semua pihak, termasuk Kepala Badan Pelaksana Program Sosial (BPS) dan tim yang telah bekerja keras.
“Mengurus orang miskin dan orang susah adalah pahala yang besar. Ini adalah amalan ibadah kita yang akan membawa kesehatan dan berkah,” pungkasnya
Bupati Lombok Barat, H. Lalu Ahmad Zaini (LAZ), mengatakan Sekolah Rakyat ini akan bersifat sementara, menempati gedung SKB hingga pembangunan fasilitas permanen rampung. Lombok Barat mendapatkan dua dari lima titik Sekolah Rakyat yang dialokasikan untuk NTB, bukti komitmen pemerintah pusat terhadap pengembangan pendidikan di daerah ini.
“Hari ini Lombok Barat telah memulai implementasi Sekolah Rakyat,” ujar Bupati LAZ, Senin (29/9/2025).
Bupati LAZ mengungkapkan rasa syukurnya karena kuota siswa yang diharapkan telah terpenuhi, dan semua biaya operasional ditanggung oleh pemerintah pusat. Pihak pemerintah daerah hanya bertanggung jawab menyiapkan lokasi dan fasilitas pendukung.
“Bahkan, siswa akan mendapatkan seragam jas layaknya di Singapura. Ini satu-satunya sekolah di Indonesia yang seragamnya berjubah jas,” tambahnya
Kepala SRD 4 Gunung Sari Lombok Barat Lili Fadilah menjelaskan bahwa sekolah ini menerapkan konsep yang berbeda dari lembaga pendidikan pada umumnya. MPLS akan fokus pada adaptasi siswa di lingkungan asrama, di mana mereka akan dilatih kedisiplinan dan kemandirian secara intensif selama dua bulan.
“Materi MPLS akan dikawal langsung oleh TNI untuk mengajarkan kedisiplinan dan kepemimpinan,” ujarnya. “Kegiatan harian mereka, mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur, akan berfokus pada pendidikan karakter.”
Selain itu, sekolah ini memiliki kurikulum inovatif bernama Tyler Map yang menggunakan Learning Management System (LMS). Metode ini memungkinkan siswa belajar sesuai dengan level dan kompetensinya masing-masing, tidak terikat pada batasan kelas sehingga kami bisa membimbing mereka secara tepat,” tutup Kepala Sekolah.